Minggu, 15 Juni 2014

makalah pengelolaan kelas (peran dan fungsi guru dalam kelas)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehubungan dengan pentingnya ilmu pengelolaan kelas bagi mahasiswa, maka perlu kiranya ilmu pengelolaan kelas dikaji secara mendalam guna memahami dan mengkaji ilmu pengelolaan kelas dengan benar.
Oleh karenanya kami anggap perlu untuk membahas sedikit dari ilmu pengelolaan kelas. Kali ini kami akan membahas tentang “Peran dan Fungsi Guru Dalam Kelas”. Untuk penjelasan yang lebih lanjut akan kami bahas dalam bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
Apakah Pengertian dari fungsi dan peran guru dalam kelas itu ?
Jelaskan Fungsi dan peran guru dalam kelas ?

C. Tujuan
Untuk menjelaskan pengertian dari fungsi dan peran guru dalam kelas !
Untuk menjelaskan fungsi dan peran guru dalam kelas !


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fungsi dan Peran Guru
1.      Ngalim Purwanto (1980:169) menegaskan fungsi guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Guru sekolah yang tugas pekerjaannya kecuali mengajar, memberikan macam- macam ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak- anak juga mendidik.
2.      Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasehat- nasehat, motivator, sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai- nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan. [1]
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa guru bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada murid- muridnya didepan kelas tetapi merupakan seorang tenaga profesional yang dapat menjadikan murid mampu merencanakan, menganalisa dan mengumpulkan masalah yang dihadapi. Guru juga harus mampu melihat serta memperhatikan apakah para siswa benar- benar berminat terhadap apa yang telah diberikan/digunakannya dalam menyampaikan pelajaran.

B. Fungsi Dan Peran Guru Di Dalam Kelas
Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-hasil teknologi belum berkembang hebat seperti sekarang ini, maka fungsi atau peran utama guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Fungsi atau peran guru sebagai pendidik di dalam kelas sangatlah banyak, diantaranya :[2]



1. Pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, penelitian dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai standart kualitas pribadi tertentu, seorang Guru juga harus memahami nilai-nilai, norma moral  dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut.
2.  Pengajar
Maksudnya guru harus membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standart yang dipelajari.
3.  Pembimbing
Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembanganya dengan jelas memberikan langkah dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didituntut menjadi pribadi yang baik.
4.  Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar, tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standart, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individu siswa. 
5.  Penasehat
Guru adalah sebagai penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat. Agar guru menyadari fungsinya sebagai penasehat, maka ia harus memahami psikologi kepribadian dan mental, akan menolong guru untuk menjalankan fungsinya sebagai penasehat.
6.  Pengelola kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru.
7.  Demonstrator
Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta, senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswanya. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha dengan membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik.[3]
8.  Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana yang buruk. Kedua nilai ini harus dipahami dalam kehidupan masyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan mungkin telah mempengaruhinya, sebelum anak didik masuk sekolah. Karena latar belakang kehidupan anak didik yang berbeda. Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan semua nilai buruk harus disingkirkan dari jiwa anak didik.[4]
9. Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar yang baik. Yang penting bukan teorinya, tapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh anak didik. 
10.Informator
Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi anak didik.
11.Organisator
Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya. Semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik.  
12.Motivator
 Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan active belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi dilakukan dengan cara memperhatikan kebutuhan anak didik.
13.Inisiator
Guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan pengajaran. Proses pembelajaran sekarang ini harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibidang pendidikan. Bukan mengikuti terus tanpa pencetus ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan pengajaran.[5]
14.Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
15.Innovator
Yaitu guru menterjemahkan pengalamannya yang telah lalu kedalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini terdapat jurang yang luas terhadap generasi satu ke generasi yang lain. Tugas guru adalah menterjemahkan kebijakan dan pengalaman berharga kedalam istilah atau bahasa modernyang akan diterima oleh peserta didik. Oleh karena itu, sebagai jembatan antara generasi tua dan generasi muda, yang juga sebagai penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik. 
16.Mediator
Sebagai mediator guru haruas memiliki pengetahuan dan pemahaman yang yang cukup tentang media pendidikan dalam bebagai bentuk dan jenisnya, baik media non materialmaupun materil. Media berfungsi sebagai alatkomunikasi guna mengaktifkan proses interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua media itu diharapkan dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan pengajaran.
17.Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek kepribadian anak didik dan aspek penilaian jawaban anak didik ketika tes. Anak didik yang berprestasi baik, belum tentu memiliki kepribadian yang baik.[6]


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Ngalim Purwanto (1980:169) menegaskan fungsi atau peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.
Fungsi guru di dalam kelas merupakan peranan guru yang harus dilakukan didalam kelas. Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal.
Fungsi guru di dalam kelas diantaranya: sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pengelola kelas, demonstrator, korektor, inspirator, informator, organisator, motifator, inisiator, fasiitator, innovator, mediator, evaluator.

A. Saran
Penulis menyadari akan kekurangan makalah ini, maka dari itu diharapkan kepada pembaca untuk memberi kritik atau saran yang bersifat menbangun, agar makalah ini menjadi lebih sempurna dan baik. Sehingga dapat di pergunakan selayak mungkin.
Akhirnya kepada Allah lah kita kembali. Mudah-mudahan makalah ini berguna bagi pembaca dan pendengar. Amiiin…….



DAFTAR PUSTAKA
.
Syaiful Bahri, Djamarah. 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Usman, Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.









[2]  Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Cet.ke-4. Hal.21
[3]  User Usman. 2002. Menjadi guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet.ke-14.hlm:9.
[4] Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. hal. 43.