Minggu, 15 Juni 2014

pendekatan pengelolaan kelas



A.    Pendekatan Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.
Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.(Djamarah 2006:179). Dari berbagai sumber yang ada terdapat berbagai pendekatan pengelolaan kelas untuk menghadapi masalah-masalah yang timbul dalam kelas. Diantaranya adalah :
1.      Pendekatan otoriter
2.      Pendekatan permisif
3.      Pendekatan pengubahan tingkah laku
4.      Pendekatan sisio emosional
5.      Pendekatan proses kelompok
6.      Pendekatan elektis atau pruralistik
1.    Pendekatan otoriter
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.
Tujuan guru yang utama ialah mengendalikan perilaku peserta didik.Tugas ini sering dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman. Pendekatan otoriter menawarkan yang dapatditerapkan dalam mengelola kelas, yaitu:
a.    Menetapkan dan menegakan peraturan,
b.    Memberikan perintah, pengarahan, dan pesan,
c.    Menggunakan teguran,
d.   Menggunakan pengendaliandengan gerak mendekati,
e.    Menggunakan pemisahandan pengucilan
Ø  Kelemahan pendekatan otoriter :
Pendekatan otoriter janganlah dipandang sebagai strategi yang bersifat mengintimidasi Guru yang mempraktekkan pendekatan otoriter tidak memaksakan kepatuhan, merendahkan peserta didik, dan tidak bertindak kasar. Guru otoriter bertindak untuk kepentingan peserta didik dengan menerapkan disiplin yang tegas.Pendekatan ini kurang mantap dalam pelaksanaan baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi masalah - masalah pengelolaan kelas tertentu.
Ø Kelebihan :
Pendekatan otoriter menawarkan lima strategi yang dapat diterapkan dalam memanajemeni kelas yaitu (1) menetapkan dan menegakkan peraturan, (2) memberikan perintah, pengarahan, dan pesan, (3) menggunakan teguran, (4) menggunakan pengendalian dengan mendektai, dan (5) menggunakan pemisahan dan pengucilan.
2.    Pendekatan permitif
Pendekatan permitif merupakan pendekatan yang yang seperangkat kegiatan pembelajar yang memaksimalkan kebebasan pebelajar untuk melakukan sesuatu sehingga bila kebebasan ini dihalangi dapat menghambat perkembangan pebelajar. Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab hal itu akan membantu pertumbuhannya secara wajar.
Ø  Kelemahan pendekatan permitif
pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial.Selain itu pendekatan permisif dalam bentuknyayang murni tidak produktif diterapkan dalam situasi atau lingkungan sekolah dan kelas.
3.    Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
4.    Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan ini memandang bahwa pengelolaan kelas yang efektif , merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara guru dan pebelajar, pebelajar dengan pebelajar. Hubungan diharapkan merupakan jalinan kearah hubungan antar pribadi yang dipengarui oleh :
a.    Sikap keter bukaan dan tidak berpura-pura.
b.    Penerimaan dan kepercayaan pebelajar kepada  pembelajar dan sebaliknya.
c.    Rasa simpati pembelajar terhadap pembelajarannya.
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut.
Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi. Dan setiap pebelajar perlu dilayani dengan pebuh penghargaan sehingga mereka mampu mengypayakan kesuksesan dan sedapat mungkin menjahukann kemungkinan menimbulkan kegagalan yang efeknya bisa membunuh motivasi, kecemasan, tanpa harapan dan menyingkirkann perangsang timbulnaya tingkah laku yang menyimpnag
5.    Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.
Penggunaan proses pendekatan ini menekankan pentingya ciri-ciri kelompok yang sehat ynag terdapat dalam kelas yang didukung adanya saling berhubungan antar pembelajar dalam kelompok kelas tersebut.pendekatan inilah yang identik dengan pendekatan kolaboratif yang tjuannya berorientasi pada kelompok bukan untuk pribadi.
Dalam menghadapi masalah-masalah pengelolaan kelas, pemakaian pendekatan proses kelompok didasarkan atas pertimbangan bahwa perilaku yang menyimpang pada dasarnya bukan peristiwa yang menimpa perorangan tetapi menyangkut banyakoarang dalam kelompok berupa peristiwa sosial yang ditanggung oleh sekelompok orang. Tujuan utama pendekatan proses kelompok ini ialah membantu kelompok bertanggung jawab atas perbuatan anggota-anggota dalam kelompok sendiri.           
6.    Pendekatan elektis atau pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut.
Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien
B.     Perwujudan Pengelolaan Kelas
Sekolah sebagi organisasi kerja yang terdiri dari beberapa kelas yang bersifat pararel maupun yang menunjukkan penjenjangan. Setiap kelas merupakan unit kerja yang berdiri sendiri dan berkudukan sebagia sub sistem yang menjadi bagian dari sebuah sekolah sebagai total sistem. Pengembangan sekolah sebagi total sistem sangat tergantung pada penyelenggaraan dan pengelolaan kelas. Baik dilingkungan kelas masing masing sebagia unit keja yang berdiri sendiri maupun dalam hubungan kerja antara kelas yang satu dan yang lainnya.
Sebuah program kelas itu akan berkembang bila mana pembelajar mendayagunakan secara otimal potensi kelas yang terdiri dari tiga unsur yakni pembelajar, pebelajar dan proses atau dinamika kelas.
Beberapa komponen yang mempengarui perwujudan pengelolaan kelas  yakni kurikulum, bangunan dan sarana, pembelajar, pebelajar, dan dinamika kelas. komponen komponen tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling bertautan atau saling mempengaruhi, walaupun untuk kepentingan uraian secara teoritis akan diketengahkan satu persatu di bawah ini.
1.      Kurikulum
Sebuah kelas tidak boleh sekedar diartikan sebagai tempat siswa berkumpul untuk mempelajari sejumlah ilmu pengetahuan. Demikian juga sebuah sekolah bukanlah sekedar sebuah gedung tempat murid mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan. Sekolah dan kelas diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendidik anak-anak, yang tidak hanya harus didewasakan dari aspek intelektualnya saja, akan tetapi dalam seluruh aspek kepribadiannya.
Untuk itu bagi setiap tingkat dan jenis sekolah diperlukan kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dalam perkembangannya. Kurikulum yang dipergunakan di sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas kelas dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang berdaya guna bagi pembentukan pribadi siswa.
Dengan kata lain aktivitas sebuah kelas sangat dipengaruhi oleh kurikulum yang dipergunakan di sekolah. Suatu kelas akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat apabila kurikulum yang dipergunakan di sekolah dirancangkan sesuai dengan dinamika masyarakat. Sekolah yang kurikulumnya dirancangkan secara tradisional akan mengakibatkan aktivitas kelas berlangsung secara statis
2.      Bangunan dan sarana
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasi nya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah sedangkan ruang/gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang/gedung yang tersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan.
3.      Pembelajar
Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu kelas. Secara lebih luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak untuk mencapai kedewasaan masing-masing.
Guru dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kels untuk menyampaikan materi  pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kratif dalam mengarahkan perkembangan akan didik nya. Untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
4.      Pebelajar
Murid merupakan potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Murid adalah anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikologis dalam rangka mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khusus nya berupa sekolah.
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan yang sangat penting artinya bagi terciptanya situasi kelas yang dinamis. Setiap murid harus memiliki perasaan diterima (membership) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas.
5.      Dinamika kelas
Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali/guru kelas untuk kepentingan murid dalam kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas. Yang meliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kreatifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok.
Dinamika kelas dipengaruhi oleh cara wali/guru kelas menerapkan administrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan serta dalam mempergunakan pendekatan pengelolaan kelas.



DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Imam. 2013. Pengelolaan Kelas. Yogyakarta: Insyira
Http://Www. Sekolahdasar. Net/2009/02/. Pendekatan-Dalam-Pengelolaan-Kelas. Html. Diakses Pada Tanggal 25 April 2014. Pukul 18:30 WIB.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar